Dalam kehidupan manusia, kita memiliki fase hidup. Mulai dari fase anak-anak, remaja, hingga dewasa dan tua. Di setiap fase tersebut ada banyak pilihan jalan yang bisa kita tempuh. Entah jalan mana yang akan kita tempuh? Dengan siapa kita menempuh perjalanan itu? Dan akan memerlukan waktu berapa lama untuk menempuh jalan tersebut sampai ke garis finish?
Selama aku menginjak bumi ini, aku tidak cukup pintar untuk menentukan pilihanku sendiri. Terkadang aku berjalan mengikuti bayangan langkah kaki yang ada di depanku, seakan ia yang menuntunku berjalan. Ke mana tujuannya aku tidak tahu sama sekali.
Hingga suatu hari aku merasa tersesat. Seseorang yang tadi menuntunku berjalan, ia sudah berjalan jauh. Bukan aku yang tertinggal jauh, hanya saja ternyata aku merasa itu bukan jalanku. Lalu aku mendengar suara gemercik air dari kejauhan. Dan akupun berjalan mendekati sumber suara tersebut. Aku harus berjalan sekian kilometer untuk menuju sumber suara tersebut. Hingga akhirnya aku sampai, dan menemukan sungai yang sangat jernih dengan mata air yang langsung dari pegunungan.
Selama perjalanan ini, belum pernah melihat keindahan seperti ini. Lagi-lagi aku tidak cukup pintar menentukan pilihanku. Kali ini aku dipaksa untuk memilih. Jika aku akan tetap di sini, aku bisa selalu menikmati pemandangan yang indah ini, bak pancaran dari surga. Tapi jika aku melanjutkan perjalanan, bisa saja aku akan menemukan keindahan lain yang mungkin lebih indah dari apa yang sudah ku temukan sekarang.
Aku melihat ada beberapa orang yang sudah melanjutkan perjalanan. Mereka semua berenang mengikuti arus sungai. Yang ku tahu, sungai ini akan bermuara ke lautan. Lautan nan biru dengan hamparan pasir putih di tepiannya. Pasti indah sekali bukan? Aku sudah membayangkan berada di sana pasti sangat menyenangkan. Membayangkan setiap bangun tidur akan disambut dengan hangatnya sinar mentari dan bisikan ombak, serta cuitan burung-burung yang terbang tepat di atas ombak.
Aku memang tidak cukup pintar dalam menentukan pilihanku, namun aku cukup handal dalam mengendalikan diriku sendiri. Aku pintar mengendalikan emosi dan pikiranku. Dengan begitu aku bisa tenang dan tidak takut hanyut jika nantinya di perjalanan aku terhantam bebatuan keras, dan terbawa derasnya arus. Akan selalu ada celah berandai-andai untuk kembali dan mengubah pilihan yang telah dibuat. Memang pilihan yang diambil dengan penuh perhitungan itu tidak selalu keputusan yang terbaik. Tapi setidaknya itu lebih baik daripada yang diambil dengan gegabah. Karena manusia tidak akan pernah membuat sesuatu yang sempurna. Mungkin ada banyak keputusan yang kita sesali. Dan kita perlu mengikatnya dengan satu perasaan hati yaitu, "menerima". Aku selalu percaya, setiap perjalananku akan membawa kepada sesuatu yang lebih indah, dan pilihan-Nya pasti yang terbaik.
:)
edited: January 16, 2022
-Tulisan seseorang semoga Allah menjaganya
Sumber gambar: bola.com