Aku tahu, bahwa tidak sepantasnya aku berharap pada manusia, pada sesuatu yang belum menjadi pasangan halalku. Biar saja Tuhan berkehendak apa. Aku pasrah. Tugasku sekarang adalah memperbaiki diri. Jodoh ini memang teka-teki yang sulit ditebak ya? Bukan seperti teka-teki silang, ini bahkan lebih rumit dan misterius. Sesuatu yang saat ini belum bisa aku jangkau. Sesuatu yang mengalir antara aku, waktu, dan segaris takdir yang belum aku ketahui. Semuanya sudah digariskan sesuai kehendakNya.
Janganlah berharap kepada manusia. Sekuat apapun rasa cinta itu dipertahankan, selama apapun kita mengenalnya, kalau memang Allah belum mengizinkan dan berkendak, maka tidak akan berjodoh. Sebaliknya, jika sudah tertulis satu nama untuk berjodoh, seberat apapun rintangan yang harus dilewatinya, jika Allah mengizinkan, maka akan dipersatukan dalam ikatan yang halal. Perihal jodoh, bukan hanya mencari yang terbaik, tapi yang bisa menerima dengan baik. Sosok yang entah sekarang berada di mana, tapi namamu sudah tertulis di lauhul mahfudz. Aku hanya bisa mendoakanmu setiap waktu. Meneguk air mata setiap malam untuk mendoakanmu. Karena di mana lagi namamu tercurah, kalau bukan di atas tangan yang menengadah. Aku selalu meminta atas hadirnya dirimu sampai Allah menyatukan pada satu benang takdir yang sama. Semoga Allah senantiasa menjagamu.
-Tulisan seseorang semoga Allah menjaganya, 20.10.21
Sumber gambar: https://m.kumparan.com/amp/hijab-lifestyle/5-rahasia-agar-doa-segera-dikabulkan-allah-swt-1twEKaJkHn7
Dalam kehidupan manusia, kita memiliki fase hidup. Mulai dari fase anak-anak, remaja, hingga dewasa dan tua. Di setiap fase tersebut ada banyak pilihan jalan yang bisa kita tempuh. Entah jalan mana yang akan kita tempuh? Dengan siapa kita menempuh perjalanan itu? Dan akan memerlukan waktu berapa lama untuk menempuh jalan tersebut sampai ke garis finish?
Selama aku menginjak bumi ini, aku tidak cukup pintar untuk menentukan pilihanku sendiri. Terkadang aku berjalan mengikuti bayangan langkah kaki yang ada di depanku, seakan ia yang menuntunku berjalan. Ke mana tujuannya aku tidak tahu sama sekali.
Hingga suatu hari aku merasa tersesat. Seseorang yang tadi menuntunku berjalan, ia sudah berjalan jauh. Bukan aku yang tertinggal jauh, hanya saja ternyata aku merasa itu bukan jalanku. Lalu aku mendengar suara gemercik air dari kejauhan. Dan akupun berjalan mendekati sumber suara tersebut. Aku harus berjalan sekian kilometer untuk menuju sumber suara tersebut. Hingga akhirnya aku sampai, dan menemukan sungai yang sangat jernih dengan mata air yang langsung dari pegunungan.
Selama perjalanan ini, belum pernah melihat keindahan seperti ini. Lagi-lagi aku tidak cukup pintar menentukan pilihanku. Kali ini aku dipaksa untuk memilih. Jika aku akan tetap di sini, aku bisa selalu menikmati pemandangan yang indah ini, bak pancaran dari surga. Tapi jika aku melanjutkan perjalanan, bisa saja aku akan menemukan keindahan lain yang mungkin lebih indah dari apa yang sudah ku temukan sekarang.
Aku melihat ada beberapa orang yang sudah melanjutkan perjalanan. Mereka semua berenang mengikuti arus sungai. Yang ku tahu, sungai ini akan bermuara ke lautan. Lautan nan biru dengan hamparan pasir putih di tepiannya. Pasti indah sekali bukan? Aku sudah membayangkan berada di sana pasti sangat menyenangkan. Membayangkan setiap bangun tidur akan disambut dengan hangatnya sinar mentari dan bisikan ombak, serta cuitan burung-burung yang terbang tepat di atas ombak.
Aku memang tidak cukup pintar dalam menentukan pilihanku, namun aku cukup handal dalam mengendalikan diriku sendiri. Aku pintar mengendalikan emosi dan pikiranku. Dengan begitu aku bisa tenang dan tidak takut hanyut jika nantinya di perjalanan aku terhantam bebatuan keras, dan terbawa derasnya arus. Akan selalu ada celah berandai-andai untuk kembali dan mengubah pilihan yang telah dibuat. Memang pilihan yang diambil dengan penuh perhitungan itu tidak selalu keputusan yang terbaik. Tapi setidaknya itu lebih baik daripada yang diambil dengan gegabah. Karena manusia tidak akan pernah membuat sesuatu yang sempurna. Mungkin ada banyak keputusan yang kita sesali. Dan kita perlu mengikatnya dengan satu perasaan hati yaitu, "menerima". Aku selalu percaya, setiap perjalananku akan membawa kepada sesuatu yang lebih indah, dan pilihan-Nya pasti yang terbaik.
:)
edited: January 16, 2022
-Tulisan seseorang semoga Allah menjaganya
Sumber gambar: bola.com
Untuk sebagian orang, perasaan rindu memang sangat menyakitkan. Apalagi jika harus terpendam berhari-hari, dan tidak bisa terbalaskan. Semua hal memang tak harus tersurat, tapi tidak semua orang peka pada sesuatu hal yang tersirat. Ya, tentang perasaan rindu ini.
"Tenang saja, dia pasti merindukanmu". Dalam hatiku berkata demikian. "Mungkin. Mungkin. Mungkin". Ah, ekspektasiku terlalu tinggi. Cuma kata-kata itu yang selalu terbesit di otakku. Sejak awal hingga kini aku selalu berpikir positif. Tapi ya itu hanya sekadar ekspektasiku saja. Kepada semesta, aku meminta bukti sebagai alasan agar aku bisa tetap berpikir bahwa kalimat positif tersebut akan selalu tertanam dalam benakku.
Entah apa aku kurang peka membaca sinyal rindu yang kamu beri, atau memang kamu yang belum membalasnya sama sekali?
Rindu yang tak terbalas membuatku terlihat gila. Bahkan, ketika ada seseorang yang sedang melucu membuat orang-orang tertawa terbahak-bahak, tetap saja wajah dan tatapanku datar dan kosong.
Rindu yang tidak terbalaskan itu seperti lubang hitam yang menyedot habis semua senyum dan tawa yang ku punya, yang tersisa hanya rasa sakit dan sesak di dada. Rasanya seperti kita duduk memandang langit yang sama, tapi kita sendiri-sendiri.
Surat ini memang tidak perlu dibalas. Tapi ku mohon balaslah rinduku.
Sumber gambar: id.pinterest.com