Dulu sebelum hari ini, aku pikir mengenalmu hanya akan sekadar kenal saja. Tapi ternyata, semua ini melaju terlalu jauh. Kala itu, tiba-tiba saja kamu datang dengan membawa sebuah komitmen. Aku yang saat itu masih ragu akan masa depan, aku yang saat itu masih cukup takut untuk menerima orang baru. Aku hanya bisa berdo'a semoga kamu yang terbaik.
Dengan yakin aku menerima niat baikmu. Kamu lebih dari cukup untuk mengisi kekosonganku. Dari yang cukup ada, rasanya sekarang aku ingin selalu ada untuk melengkapi satu per satu bagianmu yang kosong. Aku inginnn sekali menjadi peran penting bagimu.
Kita tidak dekat, namun aku dan kamu melekat dalam do'a. Begitulah konsepku. Kita harus berusaha untuk sama-sama menjaga sampai hari itu tiba. Kita jauh, namun aku tak hentinya mencarimu.
Kepada kaum lelaki mungkin aku terlihat cuek. Kenyataannya aku hanya berusaha menjaga dan melindungi diriku sendiri dari perasaan-perasaan itu agar hatiku tidak mudah patah. Kan katanya tidak boleh berlebihan, bukan? Jangan sampai kita berlebihan mencintai makhluk-Nya yang belum halal untuk kita. Jadi tugasku hanya bisa berdoa agar Allah berikan yang terbaik untukmu dan untukku. Kalimat sakti bagiku adalah "kalau jodoh pasti Allah dekatkan". Kalau mau pergi? Silakan. Jadi, selalu aku buang jauh-jauh rasa tidak enak itu, rasa overthinking-ku dan semua pikiran negatifku. Pahitnya ditelan saja.
Bicara masa depan, aku tahu pasti akan ada saja godaan sebelum menikah, seperti kehadiran orang baru yang datangnya tak dijemput, pulang tak diantar, misalnya. Aku sudah terlalu sering mendengar berita-berita perselingkuhan, perceraian dan itu cukup membuat aku sedikit takut dengan pernikahan. Sekarang, intinya harus sama-sama bertahan apapun yang terjadi, harus saling percaya, saling menguatkan, dan saling meyakinkan. Karna, pernikahan itu berdua, bukan berjuang sendirian. Dan yang paling penting adalah "jujur".
Aku tidak mau terlalu memikirkan hal sedih apapun nantinya. Aku harap, bahagia selalu menyertaiku. Karna, mau galau juga buat apa? Terlalu membuang energiku. Aku belajar untuk lebih dewasa dalam menyikapi segala hal yang terjadi dalam kehidupanku. Update status, posting sana-sini, mencari perhatian manusia dan melempar kode-kode? Huh, dasar alay! Rasanya itu bukan solusi, sebab Allah tempat bercerita paling tepat. Allah sang Pemilik Hati dan Maha Membolak-balikan Hati. Aku menitipkan kepada Dia yang memiliki hatimu. Biar Allah saja yang atur semuanya.
Di setiap perkenalan, sampai sekarang aku selalu bertanya tentang keseriusan suatu hubungan. Iya-iya, engga-engga. Jika iya, aku akan memulainya dengan melakukan hal-hal kecil mulai dari menabung bersama, merancang mimpi bersama, dan saling support satu sama lain itu sudah cukup meyakinkan buatku. Aku sudah cukup berpikir tentang masa depan yang tidak pasti itu. Esok akan tetap menjadi rahasia Allah, karna yang pasti hanyalah kematian. Aku hanya ingin menikmati kesempatan setiap harinya disaat aku bersamamu nanti. Temani aku yang lama ya? Selamanya itu memang lama. Tapi aku ngga keberatan.
-Kd